Medan magnet atau yang lebih dikenal dengan sebutan jabal magnet atau juga ada yang menyebutnya sebagai gunung magnet adalah sumber gravitasi/magnet alami yang ada di bumi ini. Fenomena menarik ini sangat dikenal di Arab Saudi. Orang menyebutnya Gunung Magnet (Jabal Magnet) untuk menjelaskan fenomena ini. Jabal Magnet terletak sekitar 30 km di utara Madinah dan katanya memiliki gaya tarik bumi (yang salah disebut sebagai magnet, padahal gravitasi) jauh lebih besar dari sekitarnya.
Daerah semacam ini bukan hanya ada di Madinah, tapi di China: (Liaoning, Shan Dong, Xi An), Taiwan, Utah, Uruguay, India (Ladakh) dan Korea. Dan tidak ketinggalan di Gunung Kelud, Gunung Semeru dan mungkin di Pager Gunung, Pekalongan, negara kita sendiri. Beberapa orang langsung mengkaitkannya dengan UFO, paranormal, mukjizat religius, hantu, dan hal-hal yang justru lebih aneh lagi dari fenomenanya sendiri. (faktailmiah.com)
Dan fenomena jabal magnet ini ternyata terjadi juga di Baturraden Purwokerto yang kemunculannya pada sekitar tanggal 16 April 2011, meskipun belum ada pemberitahuan secara resmi oleh instansi terkait tentang kemunculan jabal magnet di Baturraden Purwokerto ini., tapi beberapa warga sekitar telah mengakui dan merasakan adanya efek dari jabal magnet di Baturraden tersebut. Untuk melihat video tentang fenomena dari jabal magnet di Baturraden ini silahkan Anda tonton video di bawah ini:
http://www.youtube.com/watch?v=_j6CMQaNx70
Jadi apa sebenarnya fakta ilmiahnya? Menurut fisikawan, dan dibenarkan oleh pengukuran GPS, efek ini semata hanyalah ilusi. Ilusi yang disebabkan oleh landscape. Posisi pohon dan lereng di daerah sekitar, atau garis cakrawala yang melengkung, dapat menipu mata sehingga apa yang terlihat menaiki tanjakan sesungguhnya menuruni tanjakan.
Berdasarkan yang telah Anda duga, tidak di seluruh bagian gunung yang mengalami kondisi ‘ajaib’ ini. Hanya pada titik tertentu, yang langka, yang kondisi-kondisi memungkinkan agar efek ini terjadi.
Fisikawan Brock Weiss dari Universitas Negara Bagian Pennsylvania mengatakan “Kuncinya adalah lereng yang bentuknya sedemikian hingga memunculkan efek seolah Anda menaiki tanjakan.” Pengukuran dengan software GPS yang dilakukan Weiss dan ilmuan lainnya menunjukkan kalau elevasi daerah dasar tanjakan, sesungguhnya lebih tinggi dari elevasi daerah puncak tanjakan.